Minggu, 24 Oktober 2010

Pola Fikir Masyaraka Indonesia

Kebanyakan masyarakat Indonesia sekarang, masih memiliki pola pikir yang kurang menguntungkan untuk diri mereka sendiri. Atau, kalau boleh saya bilang, kebanyakan masyarakat Indonesia masih memiliki pola pikir masyarakat di era industrialisasi. Ingat kawan, kita sekarang hidup di era yang baru; era informasi. Banyak hal dan kenyataan hidup orang-orang di era industrialisasi yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi dan kenyatan yang ada sekarang. Pada era industrialisasi, kita dididik untuk menjadi seorang pekerja industri, dengan segala konsekuensi yang ada. Konsekuensi seperti apa? Konsekuensi yang paling nyata dan dialami oleh kebanyakan orang pada era industrialisasi adalah bertambahnya masalah sosial masyarakat. Keluarga, sebagai komunitas terkecil, telah menjadi salah satu sumber dari masalah sosial tersebut. Orang tua yang harus bekerja dari pagi hingga malam hari, karena tuntutan hidup, semakin kehilangan kontrol dan pengawasan terhadap anak-anaknya. Anak-anak yang tumbuh tanpa bimbingan orang tua akan menimbulkan masalah sosial yang besar bagi masyarakat, sekarang dan dimasa yang akan datang. Disamping itu, pada era industrialisasi, uang dan materi menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang, sehingga hal tersebut membuat orang berlomba-lomba untuk mengejar materi demi memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia; kebutuhan aktualisasi diri (pengakuan) dari orang lain (teori Maslow). Kemudian, cara kerja dan gaya hidup orang-orang di era industrialisasi ternyata tidak berhasil memberikan kepastian dan keamanan hidup kepada kebanyakan orang di dunia ini. Hanya segelintir orang saja, yang benar-benar dapat menikmati hidup yang lebih membahagiakan dan bernilai tinggi. Pernahkah Anda Berfikir, Apa Jadinya Anda Dan Keluarga Anda, Jika; - Tiba-tiba Perusahaan Tempat Anda Mencari Nafkah, Memutuskan Untuk Mem-PHK Anda?" - Sesuatu Yang Buruk Menimpa Diri Anda - Bagaimana Kualitas Hidup Anda Pada Masa Pensiun Anda? "Lantas Untuk Apa Anda Bekerja, Siang-Malam, Senin-Jum'at, Jika Anda Tahu Bahwa Kualitas Hidup Masa Pensiun Anda Lebih Buruk Daripada Kondisi Anda Sekarang?" Plan to Fail Itulah yang dikenal dengan sebutan; "plan to fail", yang sesungguhnya! Anda merencanakan hidup Anda sedemikian rupa dengan bersekolah, meraih gelar akademis tinggi, dengan harapan untuk dapat bekerja pada perusahaan yang mampu membayar gaji sesuai dengan keinginan Anda, berkeluarga, dan selanjutnya memasuki masa pensiun. Pertanyaannya adalah; seberapa sering Anda menjumpai orang yang sangat berbahagia lahir-bathin pada masa pensiun-nya? Lihat orang tua Anda, lihat paman dan bibi Anda. Apa yang terjadi dengan mereka pada masa pensiun-nya? Lantas, mengapa kita harus melakukan hal yang sama, seperti yang telah mereka lakukan? Suka atau tidak, kenyataannya adalah pada masa pensiun, orang cenderung mengalami penurunan dari sisi penghasilan, kondisi fisik, dan kepercayaan diri. Hal ini dapat berakibat kepada bertambahnya permasalahan sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat. Keperdulian yang tulus terhadap kondisi sosial yang sedang dan akan terjadi, keinginan untuk memiliki hidup yang jauh lebih membahagiakan dan lebih bernilai, serta kebutuhan untuk membantu orang lain, telah menginspirasi kami untuk berbagi dengan sebanyak-banyaknya orang tentang pentingnya kemandirian secara finansial dan mental. Sahabat, jangan jadikan diri kita bagian dari masalah sosial masyarakat, tapi jadikan diri kita sebagai bagian dari solusi atas permasalahan sosial ekonomi masyarakat. "Tidakkah Kita berkeinginan untuk menikmati hidup yang lebih membahagiakan dan bernilai tinggi? Memiliki gaya hidup yang memungkinkan Anda untuk melakukan apa saja, sesuai dengan keinginan Anda? Gaya hidup yang memungkinkan Anda untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang Anda cintai. Gaya hidup yang memungkinkan Anda untuk menolong orang lain, dan lain sebagainya?" "Hidup Hanya Sekali, Sahabat Ku. Buat Hidup Mu Lebih Berarti Untuk Diri Sendiri, Keluarga, Dan Lingkungan"

Hubungan antara Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya.
Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut.
Masyarakat dan kebudayaan terus berkembang dari masa ke masa. Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, masyarakat yang hidup dalam keadaan yang seperti ini di sebut dengan masyarakat nomaden. Mereka berpindah ke tempat lain jika bahan makanan yang ada di derah mereka telah habis. Namun, seiring dengan waktu mereka mulai belajar untuk melestarikan daerah di mana mereka tinggal. Mereka mulai bercocok tanam dan berternak untuk melangsungkan kehidupan mereka. Hingga saat ini kegiatan bercocok tanam ( bertani ) menjadi ciri khusus masyarakat Indonesia dan dengan demi kian Indonesia di sebut dengan negara agraris, karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani hingga mereka dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Masyarakat zaman dahulupun meninggalkan hasil kebudayaan yang beraneka ragam, mulai dari peralatan, bahasa, lagu, bangunan – bangunan, hingga berbagai macam upacara adat.
Kebudayaan sendiri berkembang melalui beberapa periode. Mulai dari zaman prasejarah, zaman purba, zaman madya hingga zaman baru.
Hasil kebudayan pada zaman prasejarah merupakan benda – benda tua yang terbuat dari batu – batu alam dan tulang – tulang binatang. Alat – alat tersebut mereka ciptakan untuk berburu binatang.
Pada zaman purba, masyarakat mulai tumbuh dan berkembang beserta dengan tumbuhnya peraturan – peraturan yang berlaku dan mengikat keberadaan masyarakat tersebut. Mereka hidup di bawah pimpinan raja yang berkuasa. Mereka juga mulai mengenal tulisan. Pada zaman ini masyarakat mulai mengenal suatu kepercayaan yang lebih jelas jika dibandingkan dengan masyarakat yang hidup pada zaman sebelumnya. Mereka yang dulu hidup dengan menyembah batu dan pepohonan besar kini mulai menyembah apa yang mereka sebut sebagai Tuhan. Kepercayaan yang berkembang pada zaman ini adalah agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini membawa pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Bukan hanya dari segi kebudayaan tetapi juga dalam bentuk susunan masyarakat hingga kepada adat istiadat, karya seni dan sastra serta bentuk bangunan. Banyak sekali karya seni berupa lukisan, patung – patung dan candi – candi yang bercorak hindu maupun budha yng di bangun pada zaman ini.
Zaman madya ditandai dengan masuknya agama Islam. Agama Islam menyebar dengan cepatnya menyebar di Indonesia. Agama Islam juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia. Islam memberikan sentuhan baru bagi perkembangan bangunan – bangunan dan karya seni maupun sastra di Indonesia.
Zaman baru di mulai sejak masuknya pengaruh barat ke Indonesia. Hingga saat ini zaman baru masih berlangsung. Proses berkembangnya kebudayaanpun masih terus berlangsung. Zaman baru membawa pengaruh dan perubahan yang besar. Mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, bentuk bangunan dan lain – lain. Kebudayaan yang berasal dari luarpun tak hanya masuk, namun sebagian dari mereka bercampur dengan kebudayaan asli Indonesia sehingga terciptalah suatu kebudayaan yang baru.
Kebudayaan sendiri sebenarnya bergantung kepada bagaimana masyarakat itu tinggal dan berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan demikian setiap Negara memiliki kebudayaan yang berbeda.
Kebudayaan tidak akan pernah berhenti untuk berkembang selama masyarakat terus berkembang dan belajar demi kelangsungan hidupnya.

Kebudayaan

Pengertian kebudayaan
 
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.


Definisi Budaya

 
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. 


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


7 Unsur kebudayaan

 
1. Sistem Religi (kepercayaan)
Merupakan produk manusia sebagai homo religious yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur. Contohnya : saat kita berdoa dan beribadah
2. Sistem organisasikemasyarakatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socious. Maksudnya adalah bahwa manusia akan berinteraksi dengan sesama. Karena manusia mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri.contoh : saat kita berorganisasi di lingkungan.
3. Sistem pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Maksudnya adalah bahwa mansia pintar dalam mencoba hal-hal baru dengan demikian akan menciptakan suatu pengetahuan.contoh :manusia sangat handal dalam menguji coba produk baru yang mereka buat.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat. Maksudnya adalah bahwa manusia ingin berkehidupan yang layak dari sisi ekonomi.contoh : kita sebagai manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan tidak hanya bergantung dengan orang lain.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Dengan pemikiran cerdas dari manusia dibantu dengan tangannya dapat membuat alat dan teknologi untuk kehidupan manusia. Contoh : kita membuat alat pel untuk membersihkan lantai yang kotor.
6. Bahasa
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Dengan bahasa, manusia dapat bersosialisasi dengan sesamanya. Contoh : kita bicara pada teman atau saudara kita.
7. Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.dengan kesenian, manusia dapat merasakan keindahan yang ada di alam ini. Contoh : menyaksikan pertunjukkan seni

wujud kebudayaan

 
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
• Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
• Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
• Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Definisi Kebudayaan Menurut para Ahli

Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli :

1. Edward B. Taylor

Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2. M. Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.


4. Dr. K. Kupper

Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.

5. William H. Haviland

Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.

6. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

7. Francis Merill
  • Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
  • Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al 

Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.

9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)

Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.

10. Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.

11. Arkeolog R. Seokmono

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.

Kesimpulan

Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Pertumbuhan Pendudukk

Definisi 
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000.

Kegunaan 

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Cara Menghitung

Kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di wilayah yang bersangkutan.  Sedangkan kematian menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk suatu wilayah atau negara dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk awal (misal P0) dengan jumlah penduduk dikemudian hari (misal Pt ). Tingkat pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus secara geometrik yaitu dengan menggunakan dasar bunga-berbunga (bunga majemuk).

Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, rumusnya:    Pt = P0 (1+r)t
Dimana
P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.

Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

pengendalian jumlah penduduk, penurunan jumlah penduduk, transfer penduduk, dan ledakan penduduk


Pengendalian jumlah penduduk

Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.
Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.

Penurunan jumlah penduduk

Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk

Transfer penduduk

Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama. Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur selama Perang Dunia Kedua. Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia, dan tempat-tempat lainnya.
 
Ledakan penduduk

Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlichledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan. meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan

Penduduk, Kepadatan penduduk, dan Piramida penduduk

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk.
Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.




Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.

Senin, 11 Oktober 2010

Restorasi Lingkungan


Setiap individu pastilah mencintai lingkungan, setidak-tidaknya tempat ia tinggal. Sebab selain lingkungan merupakan tempat sejak kecil dimana mereka dilahirkan dan berinteraksi social, dalam lingkungan juga terdapat unsur-unsur seperti: tanah, udara, api, dan air yang merupakan kebutuhan vital manusia. Individu juga mencintai tumbuh-tumbuhan dan binatang karena hampir 90% kehidupan manusia ditopang oleh mereka. Oleh karena itu, sah-sah saja jika manusia diperbolehkan. Hanya saja perlu diingat: jangan berlebihan dan jangan merusak daya dukung yang ada. Maka, sudah saatnya kita memandang lingkungan dengan kacamata yang menyeluruh. Artinya, pelibatan yang kita gunakan ketika berinteraksi dengan alam tidak boleh sebatas rasionalitas yang mendasarkan hitung-hitungan untung-rugi, tetapi harus memasukkan unsur-unsur lain pula, baik emosional maupun spiritual.

Selama ini, niat-niat baik yang telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk melakukan upaya pemulihan lingkungan patut kita beri apresiasi. Hal ini bisa dibuktikan dengan diberikannya penghargaan Kalpataru untuk Bangka Belitung dan beberapa penghargaan lain seperti Adipura dan Adiwiyata. Perlu memang berbangga hati mendapatkannya penghargaan-penghargaan itu. Namun ada banyak kalangan yang mempertanyakan apakah pantas Bangka Belitung mendapatkan penghargaan itu?

Sekedar informasi saja, bahwa Kalpataru itu merupakan sebuah penghargaan yang diberikan Presiden kepada orang yang telah berjasa terhadap lingkungannya. Artinya, seseorang yang bisa menjadi pioneer atau leader untuk melakukan sebuah gerakan atau inovasi terhadap lingkungan yang bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak berhak mendapatkan penghargaan itu. Sebenarnya sebuah penghargaan jangan hanya dijadikan sebuah masalah siapa yang pantas atau siapa yang tidak untuk mendapatkannya. Namun seharusnya sebuah penghargaan dimaknai sebagai sebuah penyemangat agar mau berlomba-lomba untuk memperbaiki dan melakukan restorasi terhadap lingkungan.


Bangka Belitung adalah sebuah wilayah yang lingkungannya butuh restorasi. Kerusakan alam lingkungan Bangka Belitung harusnya menjadi perhatian seluruh kalangan masyarakat. Selama ini yang terlihat hanya gerakan dari para pencinta lingkungan saja, namun bukan sebuah gerakan yang lahir dari kesadaran seluruh masyarakat terutama masyarakat yang melakukan eksploitasi secara besar-besaran terhadap lingkungan.


Kearifan untuk menjaga lingkungan nampaknya belum terkonstruksi dalam mindset juga mindstream masyarakat. Kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan hanya terlihat sedikit orang yang baru sadar pentingnya untuk selalu menjaga ekosistem yang ada. Hutan, laut, dan daratan merupakan sirkulasi pembantu hidupnya lingkungan dan manusia. Bayangkan jika salah satu sirkulasi rusak dan tidak berjalan?


Sesungguhnya dipercayai bahwa kearifan local yang dimiliki oleh masyarakat mampu untuk tetap menjaga ekosistem lingkungan. Bahwa pantangan-pantangan atau mitos yang ditelurkan oleh masyarakat ampuh untuk melindungi alam agar tetap terjaga. Ini bukan berbicara takhayul, namun ada sebuah upaya untuk kelestarian lingkungan yang lahir dari masyarakat berupa kearifan local.


Sejauh ini, restorasi yang dilakukan oleh para pencinta lingkungan nampaknya hanya sebatas pemulihan, reklamasi, dan penanaman. Seharusnya ada sebuah upaya yang dilakukan agar restorasi tidak hanya berhenti dan selesai sampai disitu. Contohnya selama ini jika melakukan penanaman mangrove maka selesai penanaman akan ditinggalkan begitu saja tanpa ada konservasi lanjut yang dilakukan. Contoh lain jika melakukan penanaman pohon maka hanya menanam saja, setelah itu tidak ada upaya pemeliharaan terhadap pohon tersebut karena hanya dibiarkan tanpa dirawat dan dipelihara.


Nampaknya isu seputar lingkungan merupakan hal yang hangat untuk diperbicangkan. Dimana seluruh kalangan berlomba-lomba untuk mendapatkan label cinta lingkungan. Sejujurnya sebuah hal yang positif melakukan sebuah aksi atau gerakan sadar dan peduli lingkungan. Tapi jangan merupakan upaya untuk mendapatkan sesuatu, melakukan pencintraan, atau lain sebagainya.


Keseimbangan ekosistem lingkungan merupakan hal yang paling urgent untuk menjadi perhatian kita bersama. Harapan untuk merasakan kembali hijaunya Bangka Belitung yang dulu menjadi kerinduan semua elemen masyarakat. Mudah-mudahan pemerintah memiliki inisiatif untuk melakukan sebuah upaya restorasi yang berkelanjutan. Misalnya membuat undang-undang atau kebijakan peraturan daerah tentang pemeliharaan lingkungan, mengkampanyekan sustainable society, melembagakan kembali kearifan-kearifan local tradisional yang dulunya dimiliki oleh masyarakat, edukasi konservasi terhadap anak-anak sekolah dan melahirkan sebuah wisata yang mengajak turis local maupun mancanegara untuk melakukan penanaman disetiap jengkal daratan yang rusak kemudian melakukan pungutan uang pemeliharaan terhadap tanaman tersebut sehingga mendapatkan perawatan. Ada sebuah kenang-kenangan yang mereka tinggalkan saat meninggalkan Bangka Belitung dan saat mereka kembali, mereka masih dapat melihat tanaman mereka. Ini juga merupakan sebuah upaya agar mereka bisa kembali datang berkunjung ke Bangka Belitung.


Pengelolaan dan pemeliharaan alam jangan hanya dipandang dalam kacamata yang saling berbenturan ekonomi. Ia harus dilihat dalam kerangka keharmonisan, baik keharmonisan antar satu generasi dengan generasi selanjutnya. Saatnya kita mulai membangun kesadaran ekologis (ecological awareness) yakni kesadaran lingkungan untuk mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang.


Untuk itu, restorasi lingkungan merupakan sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Semua ini bukan hanya tanggung jawab sebagian kalangan, namun menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mulai menstimulus kesadaran akan kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan. Diharapkan setelah Kalpataru diraih oleh Bangka Belitung, kedepannya ada sebuah semangat yang tumbuh dalam diri pribadi bukan untuk berlomba-lomba mendapatkan penghargaan lingkungan namun berlomba-lomba untuk menghargai lingkungan.

DUNIA TERANCAM KELANGKAAN AIR BERSIH

TANGGAL 22 Maret setiap tahun mungkin tak memberi arti apa-apa bagi kita. Kita masih merasa hidup di daerah yang berlimpah air sehingga tanggal itu lewat begitu saja. Seharusnya pada tanggal itu, kita sebagai warga Indonesia maupun warga dunia tersadarkan bahwa ketersediaan air mulai bermasalah. Tanggal itu merupakan Hari Air Sedunia (World Water Day). TANGGAL itu mengisyaratkan, kita harus menyadari kalau ketersediaan air telah mengancam kesehatan masyarakat, mengancam stabilitas politik, dan juga mengancam lingkungan. Peringatan ini muncul dalam World Water Development Report (WWDR), sebuah laporan PBB mengenai ketersediaan air bersih dunia yang diluncurkan pada Third World Water Forum, tanggal 16-23 Maret 2003, di Jepang. Fakta- fakta tentang keadaan air di dunia terungkap dalam laporan itu.
Dalam laporan setebal 600 halaman itu disebutkan, meski jumlah air merupakan bagian terbesar di bumi, namun hanya 2,53 persennya merupakan air bersih. Sebanyak dua pertiga dari air bersih itu berupa sungai es (glaser) dan salju permanen yang sulit untuk dimanfaatkan. Dari waktu ke waktu sumber daya air bersih makin berkurang akibat pertambahan penduduk. Air bersih juga terpolusi oleh kurang lebih dua juta ton sampah setiap hari. Polusi ini muncul dari kegiatan sektor industri, kotoran manusia, dan kegiatan sektor pertanian. Tidak ada data yang pasti soal produksi limbah cair. Akan tetapi, salah satu sumber memperkirakan produksi limbah cair mencapai 1.500 kilometer kubik. Bila saja satu liter limbah cair mencemari delapan liter air bersih, maka setidaknya 12.000 kilometer kubik air bersih terpolusi di seluruh dunia. Dampak dari perubahan iklim dunia terhadap sumber air belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, estimasi terbaru menyebutkan, perubahan iklim global menyebabkan kelangkaan air global hingga 20 persen. Pada pertengahan abad ini atau pada tahun 2050, setidaknya enam milyar manusia di 60 negara akan mengalami kelangkaan air bersih. Bahkan, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan, laporan itu memprediksikan rata-rata pasokan air untuk tiap orang akan turun sepertiganya. Berbagai penyakit juga muncul terkait dengan ketersediaan air di negara berkembang seperti diare, malaria, dan skabies (penyakit kulit- Red). Pada tahun 2000 setidaknya terdapat 2,2 juta kematian karena sanitasi air yang rendah. Sekitar satu juta manusia meninggal karena malaria.Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi berbagai penyakit melalui media air adalah dengan memperbaiki pasokan air bersih. Akan tetapi, pada kenyataannya masih terdapat 1,1 milyar penduduk dunia tidak bisa mendapatkan akses perbaikan pasokan air bersih. Bila upaya perbaikan pasokan air dilakukan dengan sanitasi dasar, maka sebenarnya tingkat kematian karena minimnya pasokan air bersih bisa dikurangi sebanyak 17 persen per tahun. Sedangkan dengan perbaikan sanitasi lanjutan, maka tingkat kematian bisa dikurangi 70 persen per tahun.
LAPORAN itu juga menyebutkan masalah ketersediaan air akan berpengaruh pada pasokan pangan. Bumi yang dibiarkan begitu saja diperkirakan bisa memberi makan untuk 500 juta manusia. Untuk itu dibutuhkan sistem pertanian yang memadai karena jumlah penduduk dunia mencapai sekitar enam milyar orang. Untuk menyediakan pangan sebanyak 2.800 kalori per orang per hari membutuhkan paling sedikit seribu kubik air. Kebutuhan air untuk pertanian dipasok sebagian besar dari air hujan dan sebagian kecil dari irigasi. namun, jumlah air untuk irigasi juga tidak mencukupi sehingga sumber air untuk irigasi juga berasal dari limbah cair. Paling tidak 10 persen dari lahan beririgasi di negara berkembang mendapat pasokan dari limbah cair. Dibutuhkan investasi yang besar untuk membuat fasilitas irigasi. Setidaknya butuh 1.000 dollar AS hingga 10.000 dollar AS per hektar untuk membangun irigasi. Manfaatnya, ada hubungan yang positif antara investasi irigasi, ketahanan pangan, dan pengurangan kemiskinan. Untuk kebutuhan irigasi, sebenarnya limbah cair harus diolah lebih dulu. Namun, di banyak negara berkembang air yang tercemar itu digunakan langsung untuk irigasi. Padahal cara seperti ini memiliki risiko bahwa air tersebut mengandung bakteri, cacing, virus dan logam berat yang berbahaya. Mikroorganisme dan senyawa ini berbahaya bagi petani dan pengelola irigasi yang bersentuhan langsung dengan air itu, maupun para konsumen pangan yang mendapat pasokan pangan dari area pertanian tersebut. Tidak bisa disangkal, berbagai jenis penyakit dan logam berat berada di dalam produk-produk pangan..
Air juga terkait dengan masalah perkotaan. Saat ini sekitar 48 persen populasi dunia tinggal di perkotaan. Pada tahun 2030 diperkirakan persentase itu meningkat menjadi 60 persen. kenaikan itu harus diikuti dengan penyediaan air dan sanitasi yang memadai, serta membutuhkan pengelolaan limbah secara memadai. Bila saja limbah tersebut tidak ditangani, maka hal itu menjadi ancaman bagi lingkungan. Pengelolaan air bersih untuk perkotaan sangat kompleks karena harus memadukan kebutuhan air untuk penduduk dan industri, pengendalian polusi, membutuhkan penanganan limbah, mencegah banjir, dan menjaga kelestarian sumber daya air. Masalah ini bisa diselesaikan dengan melakukan kerja sama antarberbagai daerah yang memiliki kaitan dengan aliran sungai dan sumber air tanah. Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat tolok ukur akses yang memadai untuk seorang penduduk mendapatkan air. Penduduk dikategorikan bisa mengakses penyediaan air bersih bila untuk mendapatkan 20 liter per hari harus berjalan kurang dari satu kilometer. Kenyataannya banyak penduduk yang tidak bisa mendapatkan akses dengan tolok ukur itu. Penyediaan air bersih di negara dengan pendapatan yang rendah merupakan masalah yang besar. Kualitas penyediaan air sangat rendah sementara harganya sangat mahal, ketika penduduk harus membeli air dari tukang air bersih keliling. Untuk menyediakan air bersih, fasilitas sanitasi, dan pengendalian banjir merupakan masalah yang penting bagi sebuah kota.Diperlukan zonasi untuk pembangunan perumahan dan industri agar tidak mengganggu sumber daya air. Akan tetapi, ini bukan hal yang mudah untuk sebuah kota yang memiliki pendapatan yang rendah.Bukan hanya rumah tangga yang membutuhkan air bersih, industri
pun membutuhkan air untuk bahan baku. Kebutuhan air untuk industri meningkat dari sekitar 725 kilometer kubik pada tahun 1995 dan diperkirakan menjadi 1.170 kilometer kubik pada tahun 2025. Peningkatan ini akan terjadi di negara-negara berkembang, di mana industrialisasi semakin meningkat. Permasalahannya, permintaan dan produksi air untuk industri sebenarnya bisa dipecahkan. Caranya adalah dengan membuat proyeksi kebutuhan air oleh pelaku usaha dan pemerintah. Keduanya juga harus mengelola penyediaan air. Pengelolaan kebutuhan air harus dilakukan dengan meningkatkan efisiensi dan menurunkan polusi.
Sayangnya, air yang keluar dari industri biasanya memiliki kualitas yang rendah dan terpolusi, serta tanpa penanganan yang memadai. Air ini akan kembali masuk ke sungai-sungai kecil sehingga membebani penyediaan air bersih bagi penduduk di sekitarnya.
AIR juga menjadi sumber produksi energi. Pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga air digunakan di banyak negara. Saat ini dua milyar manusia tidak mendapatkan listrik, satu milyar menggunakan listrik yang tidak ekonomis, dan 2,5 milyar penduduk mendapat akses terbatas dari penyediaan listrik.
Keberadaan listrik sangat membantu dalam mengurangi kemiskinan, membantu usaha kecil dan menengah, penyedia penerangan sehingga memungkinkan penduduk untuk belajar di malam hari, dan memperpanjang waktu untuk bekerja. Pembangkit listrik tenaga air menyediakan sekitar 19 persen dari produksi total listrik pada tahun 2001. Penggunaan air untuk pembangkit listrik dapat mengurangi efek rumah kaca dan polusi udara. Bencana yang disebabkan oleh air juga tidak sedikit. Lihat saja angka bencana alam, terdapat manusia yang menjadi korban bencana sekitar 211 juta per tahun. Sebanyak 90 persen dari korban bencana itu akibat air. Dengan rincian 50 persen merupakan korban banjir, 28 persen akibat penyakit dengan media air, dan 11 persen akibat kekeringan. Jumlah kematian akibat bencana alam mencapai 665.000 jiwa, 15 persen di antaranya karena banjir, serta 42 persen akibat kekeringan. Jumlah kerugian akibat bencana itu naik dari 30 milyar dollar AS pada tahun 1990 menjadi 70 milyar dollar AS pada tahun 1999. Kejadian ini mengindikasikan adanya kaitan antara sumber daya air dan investasi untuk pencegahan bencana, seperti pembuatan dam ,perencanaan penggunaan lahan, dan peramalan banjir. Dengan berbagai paparan di atas, PBB menyarankan Integrated Water Resources Management (manajemen pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi). Cara-cara yang digunakan untuk mengurangi persaingan penggunaan air adalah dengan jalan membuat strategi nasional, alokasi air antarsektor, penanganan kualitas air, serta pengelolaan sistem penampungan air bersih. Banyak perkembangan yang terjadi dengan air pada dekade ini. Air tidak hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga memiliki nilai sosial, religius, kultural, dan lingkungan. Konsep keadilan dalam penggunaan air adalah memaksimalkan penggunaan air untuk kepentingan semuanya, sambil menyediakan akses untuk penduduk dan meningkatkan penyediaan air bersih. Ini berarti dalam menggunakan instrumen ekonomi untuk alokasi air, maka harus mempertimbangkan masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan air, masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, anak-anak, serta masyakakat lokal. Valuasi air berguna untuk alokasi air, pengelolaan kebutuhan, dan investasi. Meski demikian, banyak masalah yang muncul karena perhitungan ekonomi tidak dapat memperkirakan secara tepat nilai- nilai sosial, keadaan ekonomi dan lingkungan, dan hakikat dari air. Investasi di sektor pengairan membutuhkan dana sekitar 20 milyar-60 milyar dollar AS. Masalah-masalah yang muncul dalam pengelolaan air merefleksikan perbedaan berbagai kepentingan yang ada. Perbedaan berbagai sektor ekonomi seperti penggunaan air untuk pangan, perkotaan, dan industri harus dikaji secara saksama. Kewajiban membayar air tidak bisa ditetapkan untuk penduduk di semua tempat.Krisis air sebenarnya adalah krisis pengelolaan. Gabungan dari krisis ini tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Pengelola air akan mendapati situasi yang kompleks dan tidak menentu.

INTERAKSI PERS DAN PEMERINTAH DAERAH


Beberapa hari terakhir media massa lokal di Bangka Belitung memberitakan pernyataan Walikota Pangkalpinang yang terkesan melecehkan profesi wartawan. Akibatnya muncul berbagai statement dari berbagai pihak, baik dari wartawan sendiri, PWI (Persatuan Wartawan Indonesia), anggota DPRD, tokoh pemuda sampai dengan cybercommunity melalui Bangkapos Facebookers. Ada yang berkomentar pernyataan tersebut melecehkan profesi wartawan, ada yang menyayangkan dan ada pula yang berharap orang nomor satu di Pemerintahan Kota Pangkalpinang ini untuk meminta maaf. Terakhir, insan pers menggelar aksi damai didepan kantor Walikota terkait masalah ini.

Adanya permasalahan antara Pejabat publik dengan insan pers ini tidak hanya terjadi dipangkalpinang, tetapi juga dibeberapa daerah lain. Misalnya yang baru-baru ini terjadi, dimana wartawan di Banjarmasin merasa dilecehkan dengan pernyataan Walikota Banjarmasin H. Muhidin dalam apel pagi PNS Pemkot Banjarmasin, menyatakan bahwa wartawan itu banyak dosa. Akibat ulah Walikota ini, PWI Banjarmasin mensomasi Walikota dan melaporkan masalah ini ke PWI Pusat serta Dewan Pers di Jakarta. Kemudian Bupati Kerinci, Murasman juga melakukan hal yang tidak jauh berbeda. Murasman, dihadapan wisudawan STAIN Kerinci di Gedung Nasional Sungai Penuh, menyatakan Sarjana kalau tidak punya uang jangan jadi wartawan dan tukang ojek. Hal yang sama dan lebih parah juga terjadi di Pekanbaru, Riau. Seorang anggota DPRD Pekanbaru, Yose Saputra membuka celananya dan meminta wartawan untuk memotret (maaf) pantatnya.


Tidak hanya Kepala Daerah, Menkominfo Tifatul Sembiring pun pernah bermasalah dengan insan pers. Saat wartawan Media Indonesia meminta konfirmasi terkait RPM Kontent Multi Media, Menkonminfo justru mengirim pesan singkat yang isinya, "Wartawan sudah lihai menulis tanpa perlu meminta konfirmasi. Lihat aja pelintiran berita hari ini. Anda bebas kok menulis apa saja. Anda cari makan dari cara-cara seperti itu".


Beberapa contoh di atas hanya sebagian saja dari sekian banyak permasalahan yang melibatkan pers dengan pejabat publik dinegeri ini. Seharusnya di era reformasi dan demokrasi yang sedang kita bangun bersama, permasalahan seperti ini tidak terus terulang, seandainya kita mau belajar dari pengalaman dan semua pihak saling mengintropeksi diri, baik pejabat publik maupun wartawan, agar sinergisitas keduanya dapat membangun daerah dan bangsa ini dengan penuh peradaban.

Interaksi Positif


Salah satu ciri dari good governance atau tata pemerintah yang baik adalah mampu berinteraksi dengan semua elemen termasuk pers sebagai mitra kerja sekaligus alat kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah. Terlebih Sekarang Kepala daerah sudah dipilih langsung oleh rakyat, sehingga harus memiliki akuntabilitas, transparansi dan responsif yang sangat tinggi. Kepala daerah sebagai orang nomor satu di daerah tidak hanya sebagai figur yang cukup dikenal pada saat kampanye, tetapi juga selama lima tahun ia memimpin, bahkan setelah meninggalkan jabatannya. Semua perkataan, perilaku, sikap dan kebijakannya akan menjadi perhatian seluruh masyarakat. Mulai dari kalangan pers, kampus sampai dengan obrolan di warung kopi.

Dalam hubungan dengan pers, pejabat publik perlu memiliki kemampuan untuk merespon secara positif semua yang tulis oleh media tentang kebijakan yang dikeluarkannya, apakah itu berita baik ataupun buruk. Ketika beritanya bernada negatif, manajemen evaluatif harus digunakan. Artinya anggap berita tersebut sebagai bentuk kontrol sosial dan evaluasi serta untuk mengingatkan agar terus melakukan perbaikan. Ketika wartawan dinilai memelintir berita dan tidak paham memberitakan kebijakan pemerintah daerah, ada baiknya diperjelas mana yang dipelintir dan pejabat publik menjelaskan ketidakpahaman wartawan. Apabila ini dilakukan lebih awal, mudah-mudahan tidak ada lagi permasalahan dan pejabat publik semakin terbuka sedangkan wartawan semakin profesional.


Eduard Depari, seorang pakar komunikasi menyatakan "bagaimanapun interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat, dapat terwujud jika masing-masing menyadari perannya dan mau mengisi kekurangan yang dirasakan sebagai ganjalan dalam hubungan tersebut. Karena walaupun telah diusahakan, bagi pers tidak mudah untuk memuaskan semua pihak secara bersama-sama".


Pernyataan ini menunjukkan bahwa interaksi antara pers, pemerintah dan masyarakat dapat terwujud jika masing-masing pihak menjalankan perannya dengan baik. Wartawan harus menjalankan aktivitas jurnalistiknya secara profesional, bertanggungjawab dan mematuhi kode etik profesi. Sementara pemerintah daerah, mulai dari pejabat publik tertinggi sampai dengan bawahannya harus lebih besifat terbuka dan memberi informasi sejelas mungkin agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda oleh kalangan wartawan. Sementara masyarakat juga harus sudah cerdas untuk menangkap apa yang dibacanya dimedia. Apakah informasi yang ada berguna atau tidak untuk dirinya, lingkungan dan lebih jauh lagi bagi proses pembangunan daerah. Masyarakat juga harus aktif memberikan masukan, baik kepada pemerintah daerah maupun wartawan terkait pemberitaan media massa.

Tiga Jalur


Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Pasal 8 menyatakan bahwa wartawan dalam menjalankan profesinya mendapatkan perlindungan hukum. Kemudian dalam Pasal 4 ayat (3) disebutkan pula bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi. Hal ini bukan berarti wartawan kebal hukum. Wartawan juga harus profesional dan bertanggungjawab atas hasil karya jurnalistiknya ketika itu merugikan orang lain, termasuk pejabat publik. Ada tiga jalur yang dapat ditempuh jika pemberitaan pers dinilai merugikan, yaitu memberikan hak jawab, jalur hukum, atau melaporkan kepada Dewan Pers. Namun mengingat simbiosis mutualisme antara pers dan pemerintah, kiranya jalur pertama dan ketiga yang diprioritaskan untuk ditempuh dahulu, diiringi dengan perbaikan terus menerus oleh wartawan maupun pejabat publik.

Senin, 04 Oktober 2010

Artikel ISD

BAB I
I.I Pendahuluan
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. 

I.2 Latar Belakang


Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.


BAB II
ISI
Kenali Penyebab Banjir
  •          Curah hujan tinggi
  •          Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
  •          Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit
  •          Banyak  pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
  •          Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
  • Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.  
  •  
Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir  
 
  •          Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
  •         Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir.
  •          Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
  •          Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
  •          Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
  •          Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang Harus Dilakukan Sebelum Banjir

Di Tingkat Warga
  •         Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
  •         Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
  •          Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir.
  •          Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
  •          Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
Di Tingkat Keluarga
  •        Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
  •          Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
  •          Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
  •         Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
  •         Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.

Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
  •          Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
  •          Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
  •        Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang  lebih tinggi.
  •         Jika air terus meninggi hubungi instansi yang  terkait dengan penanggulangan bencana  seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat. 

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
  •         Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
  •         Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. 
  •          Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk. 
  •         Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.


Nama : Galang Reastiawan
NPM  : 12110909
Kelas : I KA 31
Mata kuliah : Ilmu Sosial Dasar